Minggu, 09 Januari 2011

Coldplay

ANGGOTA
Chris Martin Jonny Buckland
Guy Berryman Will Champion


Coldplay adalah grup musik rock alternatif yang dibentuk di London, Britania Raya, pada tahun 1996. Grup musik ini terdiri dari Chris Martin sebagai vokalis utama, Jonny Buckland sebagai gitaris utama, Guy Berryman sebagai bassis, dan Will Champion sebagai drummer. Manajer Phil Harvey sering dianggap sebagai anggota kelima yang tidak resmi dari band. sebelum mereka merekam dan merilis tiga EP; single "Safety" pada tahun 1998, "Brothers & Sisters" single pada tahun 1999 dan single "The Blue Room" pada tahun yang sama. Yang terakhir adalah single pertama yang mereka rilis di lebel setelah menandatangani untuk lebel Parlophone.

Aliran musik Coldplay mengambil aliran seperti musik Radiohead, U2, A-ha, dan Travis. Mereka mencapai ketenaran di seluruh dunia saat merilis single "Yellow" pada tahun 2000, yang diikuti dengan debut album mereka yang dirilis pada tahun yang sama, Parachutes, yang dinominasikan untuk Mercury Prize. Album keduanya, A Rush of Blood to the Head (2002), memenangkan beberapa penghargaan, termasuk NME's Album of the Year. Album berikutnya, X&Y, mendapat kritik yang buruk di media, yang dirilis pada tahun 2005. Album keempatnya, Viva la Vida or Death and All His Friends (2008), diproduseri oleh Brian Eno, dirilis dan sebagian besar dapat tinjauan yang menguntungkan. Coldplay telah menjual lebih dari 50 juta album di seluruh dunia. Sejak merilis Parachutes, Coldplay telah mengambil pengaruh dari sumber musik lain, termasuk dari Echo & the Bunnymen, Kate Bush, George Harrison dan Muse pada album A Rush of Blood to the Head, Johnny Cash dan Kraftwerk untuk album X&Y, dan Blur, Arcade Fire dan My Bloody Valentine pada album Viva la Vida.

Coldplay telah menjadi pendukung aktif pada organisasi sosial dan politik, seperti kampanye Oxfam's Make Trade Fair dan Amnesty International. Juga telah tampil dalam berbagai proyek amal seperti Band Aid 20, Live 8, Sound Relief, Hope for Haiti Now: Sebuah Organisasi Global untuk Korban Bencana Gempa, dan the Teenage Cancer Trust.

Discography
Parachutes (2000)
A Rush of Blood to the Head (2002)
X&Y (2005)
Viva la Vida or Death and All His Friends (2008)
Fifth studio album (2011)


Sejarah
Tahun pertama terbentuknya Coldplay (1996-1999)


Chris Martin dan Jonny Buckland pertama kali bertemu saat pekan orientasi di University College London (UCL) pada bulan September 1996. Mereka menghabiskan tahun terakhir di universitas untuk membentuk sebuah band, akhirnya mereka membentuk sebuah kelompok yang diberi nama "Pectoralz". Guy Berryman, yang sekelas dengan Martin dan Buckland, bergabung dengan grup ini. Lalu, pada tahun 1997, mereka mengganti nama bandnya menjadi Starfish, mereka tampil dipertunjukan lokal yang di promotori oleh klub-klub kecil. Martin juga telah merekrut teman sekolahnya dulu yaitu, Phil Harvey, yang sedang study di Oxford, untuk menjadi manajer band. Lineup band ini selesai ketika Will Champion bergabung. Band ini akhirnya mengganti nama lagi dengan nama "Coldplay" yang diusulkan oleh Tim Crompton, seorang mahasiswa lokal yang telah menggunakan nama itu untuk kelompoknya. Pada tahun 1997, Martin bertemu dengan mahasiswa Classics, Tim Rice- Oxley. Saat akhir pekan di Virginia Water, mereka meminta satu sama lain untuk bermain piano. Martin, mengetahui Rice-Oxley sangat berbakat, dan Martin memintanya untuk bergabung menjadi pemain keyboard Coldplay, tapi Rice-Oxley menolaknya karena dia sudah mempunyai band sendiri yaitu, Keane.

Pada tahun 1998, band ini merilis 500 copy untuk Safety EP, yang berisi tiga lagu. Sebagian disc diberikan kepada perusahaan rekaman dan teman-teman, hanya 50 copy yang dijual untuk publik. Pada bulan Desember tahun itu juga, Coldplay menandatangani kontrak dengan label independen Fierce Panda. Lalu mereka merilis tiga lagu pada Brothers and Sisters EP, yang direkam selama empat hari pada bulan Februari 1999.

Setelah menyelesaikan ujian akhir mereka, Coldplay menandatangani kontrak dengan Parlophone untuk kontrak lima album di musim semi tahun 1999. Setelah membuat penampilan pertama mereka di festival Glastonbury, band ini masuk ke studio untuk merekam EP ketiga berjudul The Blue Room. Lima ribu copy dibuat dan disediakan untuk publik pada bulan Oktober, dan single "Bigger Stronger", dikirim pada BBC Radio 1 untuk diputar. sesi rekaman untuk The Blue Room banyak masalah. Martin sempat mengeluarkan Champion dari band, tapi kemudian memintanya untuk kembali, dan karena kesalahannya, mereka pergi untuk pesta minum. Akhirnya, band ini berhasil mengatasi perbedaan mereka dan membuat aturan baru untuk menjaga kelompok supaya utuh. Terinspirasi oleh band-band seperti U2 dan R.E.M., Coldplay memutuskan untuk bertindak adil, dimana keuntungan akan dibagi sama rata.

Parachutes (1999-2001)

Band ini awalnya merencanakan untuk merekam debut album mereka dalam waktu dua minggu. Namun, tour dan pertunjukan live menyebabkan rekaman diundur antara September 1999 dan April-Mei 2000. Pada bulan Maret 1999, Coldplay mulai mengerjakan debut album mereka, direkam dibeberapa studio rekaman termasuk Rockfield Studios, Matrix Studios, dan Wessex Sound Studios dengan produser Ken Nelson, meskipun mayoritas lagu-lagu dalam album Parachutes direkam di Liverpool's Parr Street Studios. Band ini mengerjakan di tiga ruang studio di Parr Street. Album tersebut diolah oleh engineering Amerika, Michael Brauer di New York. Brauer mengolah musik pada album ini awalnya hanya lagu yang akan mereka jadikan sebagai single, tapi akhirnya dikerjakan Brauer untuk semua lagu.

Setelah merilis tiga EP tanpa lagu hits, Coldplay memasuki chart pada Top 40 melalui single dari dari album Parachutes, "Shiver". Dirilis pada bulan Maret 2000, mencapai nomor #35 pada UK Singles Chart. Juni 2000 adalah momen penting dalam sejarah Coldplay, band memulai tour pertama mereka, termasuk tampil di Festival Glastonbury. Band ini juga merilis single terobosan "Yellow", dan lagu ini menuju ke nomor #4 pada UK Singles Charts. Pada awalnya, "Yellow" dan "Shiver" akan dirilis sebagai EP di musim semi tahun 2000. Lagu-lagu itu kemudian dirilis sebagai single di Inggris pada tanggal 26 Juni 2000. Di AS, lagu itu dirilis sebagai single andalan dari debut album ini. Pada bulan Oktober 2000, lagu ini dikirim ke perguruan tinggi AS dan ke radio alternatif untuk diputar sebagai promosi album.

Coldplay merilis album pertama mereka, Parachutes, pada tanggal 10 Juli 2000 di Inggris melalui label rekaman, Parlophone. Debut album ini menduduki nomor #1 di UK Albums Chart. Album ini dirilis pada tanggal 7 November 2000 oleh label rekaman Nettwerk di Amerika Utara. Album ini telah tersedia dalam berbagai format sejak awal rilis, baik Parlophone dan Nettwerk merilis sebagai CD pada tahun 2000, dan juga dirilis sebagai kaset pada label baru di Amerika, Capitol, pada tahun 2001. Pada tahun berikutnya, Parlophone mengeluarkan album sebagai LP. Band ini merilis edisi terbatas untuk CD "Trouble", single ketiga dari album, yang menampilkan sebuah remix dari lagu "Yellow". Ditekan untuk 1.000 copy saja, dan dikeluarkan hanya untuk penggemar dan jurnalis. Kedua single, "Yellow" dan "Trouble" dikirim untuk diputar di radio di Inggris dan AS.

Parachutes dinominasikan untuk Mercury Music Prize pada September 2000. Setelah keberhasilannya di Eropa, band ini mulai mengubah pandangan mereka di Amerika Utara, mereka merilis album di sana pada bulan November 2000, dan memulai menjalani U.S. Club Tour pada bulan Februari 2001. Walaupun Parachutes lambat untuk sukses di AS, akhirnya album ini mencapai double platinum disana. Album ini menerima tanggapan positif dan meraih penghargaan untuk Best Alternative Music Album pada Grammy Awards 2002. Chris Martin mengklaim setelah rilis album Parachutes, keberhasilan album ini dimaksudkan untuk mencapai band sebagai band terbaik di dunia.

A Rush of Blood to the Head (2001-2004)

Setelah sukses dengan album Parachutes, Coldplay kembali ke studio pada bulan September 2001 untuk mulai bekerja pada album kedua mereka, A Rush of Blood to the Head, sekali lagi dengan Ken Nelson yang memproduksi album ini. Band ini mulai merekam album di London seminggu setelah serangan 11 September di AS. Karena band ini belum pernah tinggal di London sebelumnya, mereka mengalami kesulitan fokus. Mereka memutuskan untuk pindah ke Liverpool, di mana mereka disana juga telah merekam beberapa lagu dalam album Parachutes. Sesampai di sana, vokalis Chris Martin mengatakan bahwa mereka menjadi terobsesi untuk melakukan rekaman. "In My Place" adalah lagu pertama yang direkam untuk album ini.

Band ini menulis lebih dari 20 lagu untuk album ini. Beberapa materi lagu baru, termasuk "In My Place" dan "Animals", sempat dinyanyikan saat band masih tour album Parachutes. Judul album terungkap melalui sebuah posting di Situs resmi band. Album ini dirilis pada bulan Agustus 2002 dan melahirkan beberapa single populer, termasuk "In My Place", "Clocks", dan lagu balada "The Scientist". Lagu yang terakhir ini terinspirasi oleh lagu George Harrison yaitu All Things Must Pass, yang dirilis pada tahun 1970.

Coldplay menjalani tour dari bulan Juni 2002 sampai bulan September 2003 untuk A Rush of Blood to the Head Tour. Mereka mengunjungi lima benua, termasuk pada acara Glastonbury Festival, V2003, dan Rock Werchter. Selama tour diperpanjang, Coldplay merekamnya untuk live DVD dan CD, Live 2003, di Sydney Hordern Pavilion.

Pada bulan Desember 2003, pembaca Rolling Stone memilih Coldplay sebagai artis terbaik dan band terbaik tahun itu. A Rush of Blood to the Head memenangkan Grammy Award untuk Best Alternative Music Album pada Grammy Awards tahun 2003. Pada Grammy Awards 2004 , Coldplay meraih Record of the Year untuk lagu "Clocks".

X&Y (2004-2006)

Coldplay menghabiskan sebagian besar waktu di tahun 2004 menghindar dari sorotan media untuk mengambil istirahat setelah tour album ketiga mereka. Album X&Y dirilis pada bulan Juni 2005 di Inggris dan Eropa. Album ini menjadi penjualan album terbaik tahun 2005 yang mencapai 8,3 juta copy di seluruh dunia.

Debut single, "Speed of Sound", diputar di radio dan toko musik online pada tanggal 18 April dan dirilis sebagai CD pada tanggal 23 Mei 2005. Debut Album ini menduduki pada nomor puncak di 20 negara di seluruh dunia, dan merupakan penjualan Album tercepat ketiga di sejarah chart Inggris. Dua single lain yang dirilis tahun itu yaitu, "Fix You" pada bulan September dan "Talk" pada bulan Desember.

Tanggapan Kritis untuk album X&Y kurang antusias dibandingkan album sebelumnya. Dari Juni 2005 sampai Juli 2006, Coldplay melanjutkan menjalankan Twisted Logic Tour, dan termasuk pada acara festival seperti Coachella, Isle of Wight Festival, Glastonbury dan pada Austin City Limits Music Festival. Pada bulan Juli 2005, band ini muncul pada Live 8 di Hyde Park, di mana mereka menyanyikan lagu The Verve, "Bitter Sweet Symphony" dengan Richard Ashcroft pada vokal. Pada bulan September, Coldplay merekam versi baru dari lagu "How You See the World" dengan lirik ulang untuk organisasi War Child pada lagu Help! A Day in the Life di album amal. Pada bulan Februari 2006, Coldplay meraih penghargaan Best Album dan Best Single dari Brit Awards.

Dua single Coldplay yang dirilis tahun 2006 adalah "The Hardest Part" dan "What If". Single keenam yang juga single terakhir, "White Shadows" dirilis di Meksiko selama bulan Juni 2007.

Viva la Vida or Death and All His Friends (2006 -2009)

Pada bulan Oktober 2006, Coldplay mulai mengerjakan album keempat mereka, Viva la Vida or Death and All His Friends, dengan produser Brian Eno. Lalu band mengambil istirahat dari rekaman dan menjalani tour di Amerika Latin pada awal tahun 2007, mereka tampil di Chile, Argentina, Brasil, dan Meksiko. Setelah merekam di Amerika Latin dan Spanyol selama tur mereka, band ini mengatakan album kemungkinan akan mencerminkan pengaruh budaya kuno Hispanik. Kelompok ini menghabiskan sisa rekaman dengan Eno. Martin menjelaskan album Viva la Vida adalah sebagai arah baru bagi Coldplay, dimana perubahan dari tiga album terakhir mereka, yang mereka sebut sebagai "trilogi". Beberapa lagu, seperti "Violet Hill", mengandung riff gitar dan nada blues. "Violet Hill" telah dikonfirmasi sebagai single pertama dari album, yang dirilis di radio pada tanggal 29 April 2008.

Lagu ini pertama ditampilkan pada situs resmi Coldplay, waktu itu lagu ini secara bebas dapat didownload selama satu minggu (mencapai dua juta download), setelah itu lagu ini tersedia secara komersial untuk di download pada 6 Mei. "Violet Hill" masuk pada UK Top 10, US Top 40 (masuk Top 10 di Hot Modern Rock Tracks chart) dan memetakan dengan baik di seluruh dunia. Single "Viva la Vida" juga dirilis secara eksklusif di iTunes, dan ini menjadi yang pertama untuk band menduduki nomor satu di Billboard Hot 100 dan nomor satu di Inggris berdasarkan penjualan download saja.

Pada tanggal 15 Juni 2008, Viva la Vida or Death and All His Friends menduduki puncak chart album Inggris, meski telah muncul di pasaran hanya tiga hari, album ini terjual mencapai 302.000 copy, dan BBC menyebutnya "ini adalah salah satu catatan penjualan tercepat dalam sejarah Inggris". Pada bulan Oktober 2008, Coldplay memenangkan dua penghargaan dari Q Awards, Best Album untuk Viva la Vida or Death and All His Friends dan Best Act in the World Today. Lalu band menindak lanjuti dengan dikeluarkannya Viva la Vida or Death and All His Friends with the Prospekt's March EP, yang dirilis pada tanggal 21 November 2008. Lagu "Life in Technicolor II" dirilis sebagai single pada tanggal 9 Februari 2009. Pada bulan Juni, Coldplay mulai menjalani Viva la Vida Tour dengan sebuah konser gratis di Brixton Academy di London. Hal ini diikuti dua hari kemudian dengan tampil 45 menit yang disiarkan langsung dari luar BBC Television Centre.

"Lost!" menjadi single ketiga dari album, menampilkan versi baru dengan Jay-Z. Coldplay melakukan pembukaan pada tanggal 14 Maret 2009 untuk konser Sound Relief di Sydney Cricket Ground dan kemudian tampil di konser berbayar pada malam yang sama. Sound Relief adalah sebuah konser untuk korban Krisis Kebakaran Hutan Victoria dan korban banjir di Queensland. Pada tahun 2009, Coldplay dinominasikan untuk empat BRIT Awards: British Group, British Live Act, British Single ("Viva la Vida") dan British Album (Viva la Vida or Death and All His Friends).

Pada Grammy Awards ke 51 pada bulan Februari 2009, Coldplay memenangkan tiga penghargaan untuk kategori, Song of the Year untuk lagu "Viva la Vida", Best Rock Album untuk album Viva la Vida or Death and All His Friends, dan Best Vocal Pop Performance by a Duo or Group untuk lagu "Viva la Vida".

Pada tanggal 15 Mei 2009, Coldplay merilis album live, berjudul LeftRightLeftRightLeft yang direkam pada berbagai pertunjukan selama tour. Album live ini dirilis pada situs web mereka dan dapat didownload secara gratis.

Fifth album (2009-sekarang)
●Artikel utama: studio album kelima Coldplay

Setelah album Viva la Vida Tour, Coldplay mengumumkan menjalankan Latin America Tour, yang berlangsung pada bulan Februari dan Maret 2010, di mana mereka akan mengunjungi negara-negara seperti Meksiko, Argentina, Brazil dan Kolombia. Pada bulan Oktober 2009, Coldplay memenangkan Song of the Year untuk lagu "Viva la Vida" pada penghargaan The American Society of Composers, Authors and Publishers (ASCAP) di London. Coldplay diberitakan bekerja dengan Brian Eno lagi untuk album studio kelima mereka. Pada bulan Desember 2009, diberitakan bahwa band ini telah rekaman di London Utara. Pada bulan Juni 2010, terungkap pada blog Coldplay bahwa album hampir selesai, dan menurut sebuah posting blog, "Lagu-lagu belum dianggap selesai 100%, Pada tanggal 1 Desember 2010 band ini merilis single natal yang berjudul "Christmas Lights" yang disambut positif oleh publik.

Aliran musik Coldplay

Gaya musik Coldplay telah didefinisikan sebagai aliran rock alternatif, yang sama dengan gaya musik Radiohead dan Oasis.

Vocalis Chris Martin pernah menyatakan bahwa, musik band sebagai "limestone rock" yang sebanding dengan "hard rock", dan telah disebut sebagai "meditative" dan "blue romantic", yang mencerminkan pada emosi mereka. Yang mana liris vokal Martin yang sangat feminis, mirip dengan vokal Andrew Montgomery dari Jenewa.

Nada pada album pertama, Parachutes, digambarkan sebagai melodi pop dengan "riff gitar distorsi dan desahan perkusi". Dalam sebuah ulasan, untuk album A Rush of Blood to the Head, lagu-lagu dalam album ini dianggap mengandung melodi yang sangat sayup. Musik di album X&Y telah dianggap perenungan pada keraguan, ketakutan, harapan, dan cinta Martin, dan Coldplay mengakui musiknya banyak dipengarui oleh band rock alternatif Skotlandia, Travis. Dalam album Viva la Vida or Death And All His Friends, gaya musik band bergerak ke arah art rock, yang di ekspresikan lewat instrumen yang berbeda termasuk orkestra. Dan album kelima mereka yang akan datang bergerak menuju gaya akustik tetapi menjaga dengan beberapa gaya eksperimental mereka dari album sebelumnya.

Aktivisme dan dukungan komersial

Meskipun Coldplay sangat populer di dunia, band tetap menjaga bagaimana musik mereka digunakan pada publik, band menolak lagu-lagunya digunakan untuk produk. Di masa lalu, Coldplay sempat menolak kontrak jutaan dolar dari produk minuman Gatorade dan Diet Coke, juga produk pakaian Gap, yang ingin menggunakan lagu "Yellow", "Trouble", dan "Don't Panic" pada masing-masing produk. Menurut frontman , Chris Martin, "Kita tidak akan mampu hidup dengan diri kita sendiri jika kita menjual lagu seperti itu." Lagu "Viva la Vida" adalah fitur di sebuah iklan untuk iTunes Store, iklan penyedia single eksklusif untuk digital download pada iTunes. Selain itu, Chris Martin muncul pada event khusus Apple Inc. pada tanggal 1 September 2010, yang menyanyikan sejumlah lagu, dan Apple juga mengucapkan terima kasih atas bantuan mereka dalam pemasaran lagu "Viva la Vida".

Coldplay juga sempat mendukung organisasi Amnesty International, dan Martin dianggap sebagai salah satu selebriti pendukung organisasi perdagangan untuk kemiskinan pada kampanye Oxfam Make Trade Fair dengan tampil untuk publik (termasuk di konser Coldplay). Band ini juga difilmkan untuk kampanye Make Poverty History, yaitu kampanye untuk melawan kemiskinan.

Saat tahun-tahun awal, Coldplay dikenal secara luas di media untuk memberikan 10 persen dari keuntungan band untuk amal. Martin juga mengatakan kalau mereka menentang dengan invasi AS ke Irak pada tahun 2003, dan mendukung calon presiden Amerika Serikat dari Demokrat John Kerry dan Barack Obama pada tahun 2004 dan 2008.

Dari tanggal 17 hingga 31 Desember 2009, Coldplay melelang sejumlah barang kenangan mereka yang signifikan, termasuk gitar pertama mereka. Pendapatan dari penjualan itu disumbangkan ke Kids Company, sebuah amal yang membantu anak-anak yang rentan di London. Satu bulan kemudian pada Januari 2010, Coldplay melakukan sedikit memodifikasi pada lagu "A Message", berjudul "A Message 2010", khusus dinyanyikan pada the Hope For Haiti Now, guna mengumpulkan uang untuk korban Gempa Bumi.

1 komentar: